KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kita panjatkan kepada ALLAH
SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan
sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah
dengan judul "Sistem Penjualan pada Apotek Pharingga", yang menurut
saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari bagaimana
system penjualan di Apotek khususnya di Apotek Pharingga.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu
meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan
dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyingg perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan
penuh rasa terima kasih dan semoga ALLAH SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.
Purbalingga, Februari 2013
"Penulis"
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang Masalah
Berkembangnya usaha-usaha perdagangan
yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat
penting peranannya dalam menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya
tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Sistem adalah sekelompok elemen
yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan
Menurut
Mcleod, 1998,
Sistem adalah sekumpulan komponen
yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan guna memperbaiki organisasi ke
arah yang lebih baik (Mcleod, 1998).
Menurut Mulyadi, 2001,
Sistem
adalah
sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mathiassen Lars, 2000,
Sistem juga adalah kumpulan dari
komponen-komponen peralatan model requirements, function dan interface.
SISTEM
PENJUALAN
Sistem
penjualan adalah
sistem yang melibatkan sumberdaya dalam suatu organisasi, prosedur, data, serta
sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan, sehingga menghasilkan
informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.
Sistem
informasi penjualan adalah
sub system informasi bisnis yang mencakup kumpulan prosedur yang melaksanakan,
mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen dan informasi penjualan untuk
keperluan manajemen dan bagian lain yang berkepentingan, mulai dari diterimanya
order penjualan sampai mencatat timbulnya tagihan/piutang dagang
Sistem
penjualan barang adalah
suatu sistem penjualan, melalui prosedur-prosedur yang meliputi urutan kegiatan
sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan barang ada atau tidak ada
dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan pembuatan faktur
dan mengadakan pencatatan atas penjualan yang berlaku
SEKILAS TENTANG APOTEK PHARINGGA
Pengertian apotek menurut (Kepmenkes RI) No.
1332/MENKES/SK/X/2002, Apotek adalah suatu tempat tertentu,
tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada
masyarakat. Yang di maksud pekerjaan kefarmasian diantaranya pengadaan obat
penyimpanan obat, pembuatan sediaan obat, peracikan, penyaluran dan penyerahan
perbekalan farmasi serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
perbekalan kefarmasian yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional,
alat kesehatan dan kosmetik. Tidak hanya menjalankan pekerjaan kefarmasian
tetapi tugas pokok dan fungsi apotek juga harus dijalankan dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan standard prosedur yang telah ditetapkan.
Nama Apotek yang akan saya bahas dalam makalah ini
adalah Apotek Pharingga Unit Bisnis Center dari SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Program Keahlian Farmasi yang terletak di Jalan Piere Tendean No 7 yang satu
kompleks dengan Kompleks Perguruan Muhammadiyah Jalan Alun-alun Selatan No 2
Purbalingga.
Pemilik Sarana Apotek :
Nama
: Totok Turdiyanto, S.Si.,Apt ( Kepala SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga)
Alamat : Jalan Ahmad Yani
PJKA no 44 (Apotek Kandanggampang) Kandanggampang Purbalingga
Apoteker Pengelola Apotek :
Nama : Asih Mahmudah Sanusi, S.Far,.,Apt
Alamat : Kalikajar RT 03
RW 07 Kaligondang Purbalingga
Apoteker Pendamping :
Nama `:
Wilu Dwi Septina, S.Farm.,Apt
Alamat : Dukuh Brubahan RT 01 RW 06
kalikajar.Purbalingga
Jam
Buka dan Kunsultasi Apotek
Jam
buka apotek setiap harinya antara 07.00 sampai 21.00 WIB hari ahad dan hari
libur tetap buka kecuali hari besar agama, yang dibagi menjadi 2 sift, yaitu :
Sift
1 : 07.00 – 14.00 WIB
Sift
2: 14.00 – 21.00 WIB
Konsultasi
dilakukan oleh APA setiap hari pada jam
buka apotek
Sarana
pelayanan kesehatan disekitar apotek :
1.
PMI Kabupaten Purbalingga
2.
Puskesmas Kecamatan Purbalingga
3.
RSUD Kabupaten Purbalingga
4.
Praktik beberapa Dokter dan Bidan
Pengelolaan
yang biasa dilakukan di apotek antara lain :
1. Pengadaan
Apotek menggunakan sistem pemesanan salesman yang datang
langsung datang ke apotek atau melalui pesawat telepon untuk memenuhi pengadaan
barang. Masalah yang sering dihadapi di apotek dalam pengadaan yaitu,
keterlambatan dalam pengadaan obat yang di sebabkan oleh kekosongan pabrik,
dalam mengatasi masalah ini dilakukan dengan cara memesan obat dari jauh-jauh
hari dan tidak menunggu stok obat tersebut kosong.
2. Penyimpanan
Untuk penyimpanan sediaan obat dan alat kesehatan di apotek
disusun berdasarkan abjad, bentuk sediaan dan stabilitas atau kesesuaian suhu
pada penyimpanan obat.
1) Golongan obat
Penyimpanan obat berdasarkan golongan obat, seperti obat
bebas, bebas terbatas obat keras dan obat narkotik. Tidak mengalami masalah
yang berarti dan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
2) Abjad
Penyimpanan obat berdasarkan abjad, seperi obat yang di beli
bebas sampai obat yang harus di sertai dengan resep dokter. Tidak mengalami
masalah yang berarti dan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
3) Bentuk sediaan
Penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaannya, seperti
sirup bebas, sirup ASKES, salep, injeksi, cairan dan lain-lain. Tidak mengalami
masalah yang berarti dan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
4) Suhu
Penyimpanan obat berdasarkan suhu penyimpanan agar obat
tidak rusak, seperti suppositoria dan insulin disimpan dalam lemari es, supaya
tidak merusak bentuk dan khasiatnya. Dalam hal ini Penulis tidak melakukan
pengecekan terhadap penyimpanan berdasarkan suhu.
3. Penyaluran
Penyaluran
obat di apotek di bagi menjadi 2 macam
cara, diantaranya :
1) Resep
Resep
yang dilayani ada 2 yaitu resep ASKES dan non ASKES
2) Non resep
Pembelian obat yang dilakukan tidak menggunakan resep atau
penjualan obat bebas. Masalah yang sering dihadapi adanya penyaluran obat
Psikotropika yang disalurkan bebas tanpa menggunakan resep dokter maupun
petunjuk dokter, penyaluran itu tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pelaporan
Pelaporan
di apotek antara lain :
1)
Laporan harian merupakan laporan yang berisikan tentang barang yang
terjual, pengeluaran dan pemasukan obat yang masuk. Laporan harian yang
dilakukan telah sesuai dengan jumlah obat yang masuk dan keluar setiap harinya.
2)
Laporan bulanan biasanya berisi tentang laporan obat golongan Narkotika,
Psikotropika yang masuk dan keluar selama satu bulan.
II.
Perumusan
Makalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dijabarkan diatas, maka
permasalahan yang akan dikaji adalah Sistem Penjualan, , Jenis Penjualan Barang
pada Apotek Pharingga, unit organisasi dan Dokumen yang digunakan, Prosedur, Flowchart,
narasi dan SPI.
III.
Tujuan
Makalah
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas
Sistem Akuntansi yang diberikan
oleh Ibu Nugrah LPH, SE dosen Sistem Akuntansi kepada Mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
JENIS
PENJUALAN BARANG
Terdapat beberapa cara dalam menjual. Untuk itu sistem yang diaplikasikan
disesuaikan dengan operasi dilapangan. Dalam pembahahan ini saya membahas pada
sebuah Apotek yang teridentifikasi beberapa jenis Penjualan di Apotek ini yaitu :
• Penjualan Langsung yaitu penjualan dengan mengambil barang dari supplier dan langsung dikirim ke customer.
• Penjualan Stock Gudang yaitu penjualan barang dari stock yang telah tersedia di gudang
• Penjualan Kombinasi ( langsung + Stock ) yaitu penjualan dengan mengambil barang sebagian dari supplier dan sebagian daris stock yang tersedia di gudang.
II.
STRUKTUR
ORGANISASI APOTEK
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB TIAP TIAP BAGIAN
1. Direktur
/ Pemilik Apotek
a. Bertanggungjawab
terhadap semua kegiatan dan mengkoordinir semua bagian
b. Menunjuk
dan mengangkat semua personel untuk tugas atau jabatan yang sesuai dengan
struktur organisasi
c. Mengawasi
dan menjamin stabilitas seluruh bagian yang ada dalam apotek
2. Kepala
/ Apoteker Pengelola
a. Mengawasi
jalannya operasional apotek
b. Mengevaluasi
apotek berdasarkan dari laporan yang diterima dalam kurun waktu tertentu
c. Melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk perkembangan apotek
3. Assisten
Apotek
Orang yang bertugas sebagai pembuat/
menyiapkan obat yang diterima dari bagian penjualan sesuai dengan resep maupun
non resep dari konsumen, dimulai dari melihat kelengkapan obat, menyiapkan obat
dan mengemas obat.
4. Bagian
Penjualan / Kasir
a. Mengenal
produk dan barang yang akan dijual secara baik.
b. Melayani
konsumen dengan melayani permintaan obat resep maupun non resep
5. Bagian
Gudang
Bagian gudang merupakan bagian dari Staff apotek, dalam hal ini yaitu
bagian yang bertanggungjawab atassegala macam kegiatan yang terjadi dibagian
gudang. Tugas dan tanggungjawabnya yaitu membuat surat pemesanan obat,
mendistribusikan barang ke bagian penjualan, melakukan kordinasi dengan bagian
pembelian dan penjualan.
6. Bagian
Pembelian
a. Melakukan
pemesanan obat kepada supliyer
b. Melakukan
negosiasi harga ke supliyer dan mencari harga yang sesuai atau kompetetif,
sehingga dapat menaikan keuntungan dari penjualan barang.
III.
PROSEDUR
PENJUALAN
1. Bagian
Order Penjualan / Sales/Marketing
a. Merima
Order dari langganan. Order dari langganan diterima dalam bentuk (PO) dari
langganan melalui fax atau secara langsung yang kemudian dicatat dalam order
form. Permintaan secara lisan melalui Telephone tidak dapat dilayani.
b. Memverikasi
order langganan mencakup data pelanggan secara lengkap termasuk alamat
penyerahan barang yang diinginkan customer, Quantity, dan merawat validasi data
tersebut melalui workstation yang ada pada bagian penerimaan order untuk mengecek
pemenuhan order, meliputi nama product, nomor surat pesanan atau pemesan,
harga, tanggal penyerahan barang, dll.
c. Mencatat
order langganan ke sistem komputer dan menerbitkan dokumen order penjualan.
Dokumen ini selanjutnya berfungsi sebagai surat permintaan pengadaan barang
(stock request). Bila barang yang dipesan tidak tersedia atau persediaan di
gudang tidak mencukupi, maka akan direkam sebagai back order. (order yang belum
terpenuhi). Order penjualan di print out melalui printer di bagian penerimaan
order
d. Membawa
dokumen order penjualan ke bagian otorita kredit untuk mendapat persetujuan
penjualan kredit. Bila Customer tetap dapat langsung ke bagian Stock &
Delivery.
e. Mengadakan
contact dengan pelanggan mengenai pemenuhan order.
2. Bagian
Kredit
a. Menerima
dokumen order penjualan dari bagian penerimaan order
b. Memeriksa
status langanan melalui workstation yang ada di bagian otorita kredit
c. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dilayar komputer, kemudian memutuskan apakah order ini
dapat dipenuhi
d. Menyerahkan
kembali dokumen order penjualan yang sudah di verifikasi dan ditandatangani,
dan diteruskan ke bagian Stock & Delivery.
e. Menerima
faktur lembar ke-1, Faktur Pajak lembar ke satu dan Delivery Order lembar ke-1
yang telah diverifikasi oleh oleh langganan dan mengarsipnya urut tanggal.
3. Bagian
Stok dan Delivery
a. Menerima
Oder Penjualan yang telah ditandatangani bagian otorita kredit dari bagian
order penjualan
b. Menyiapkan
Dokumen pengiriman berdasarkan order penjualan. Bila barang tidak tidak
tersedia di gudang meneruskan order penjualan ke bagian pembelian barang
dagang.
c. Mencatat
pembelian, berdasarkan surat jalan yang ditandatangani oleh sopir untuk barang
yang langsung dijual atau Surat Jalan supplier yang ditandatangani oleh bagian
gudang untuk barang yang masuk ke gudang.
d. Membuat
Delivery Order untuk order penjualan yang telah mendapat otorisasi dari bagian
otorita kredit
e. Membuat
surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang, untuk penjualan yang
mengambil barang di gudang. Atau meminta PO/Memo untuk mengambil barang di
supplier dari bagian pembelian barang dagang.
f. Menyerahkan
Delivery order, Surat Perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang atau PO/Memo
ke bagian transportasi (sopir) untuk meminta barang ke gudang atau mengambil
barang di supplier.
g. Menerima
Deliveri order lembar 1 & 2 yang telah ditanda tangani/diverifikasi oleh
Langganan
h. Menerbitkan
listing delivery order dan diserahkan ke bagian pembuat invoice.
4. Bagian
Gudang
a. Menerima
Perintah/Permintaan Barang
b. Menyediakan
barang sesuai dengan Surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang (Deliveri
Order tidak boleh digunakan untuk pengeluaran barang karena tidak semua
penjualan menggunakan barang yang ada di gudang)
c. Mengembalikan
Perintah/Permintaan/Bon pengeluaran barang kepada sopir untuk ditandatangani
dan meminta copynya setelah ditandatangi.
d. Mencatat
Pengeluaran Pada Kartu Persediaan
5. Bagian
Transportasi
a. Menerima
PO/Memo, Delivery Order dari bagian Stock & Delivery
b. Meminta
barang ke supplier menggunakan PO/Memo
c. Menerima
surat Jalan/Surat Pengantar Supplier
d. Memeriksa
kesesuaian barang yang diserahkan oleh supplier dengan memo/Po/Surat Jalan
Supplier
e. Menanda
tangani Surat Jalan Supplier dan meminta copynya.
f. Membawa
dan Menyerahkan barang ke customer
g. Menyerahkan
Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
h. Meminta
Lembar Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
i.
Menyerahkan Delivery Order lembar 1 & 2
kepada Invoice (melalui Kurir)
j.
Menyerahkan Copy Surat Jalan/Surat Pengantar
Supplier yang telah ditanda tangani ke bagian Stock. & Delivery (melalui
Kurir)
6. Penjualan
Barang dari Stok Gudang
a. Menerima
Surat Perintah/Permintaan pengeluaran Barang, Delivery Order
b. Meminta
barang ke gudang dengan meyerahkan Surat Perintah/Permintaan Pengeluaran
Barang.
c. Memeriksa
kesesuaian barang yang diserahkan oleh bagian gudang
d. Menanda
tangani Surat Perintah/Permintaan barang dan meminta copynya kepada bagian
gudang.
e. Menyerahkan
barang kepada customer
f. Menyerahkan
Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
g. Meminta
Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
h. Menyerahkan
delivery Order lembar 1& 2 kepada bagian Invoice (melalui Kurir)
i.
Menyerahkan Surat Perintah Pengeluaran barang
yang telah ditandatangi ke bagian Stock & Delivery. (melalui Kurir)
7. Bagian
Invoice / Faktur
a. Menerbitkan
Faktur berdasarkan data delivery order yang telah di entry oleh bagian stock
& delivery. Pembuatan faktur ini cukup dengan memasukan nomor order
penjualan yang sudah direkam file server
b. Menerbitkan
faktur pajak.
c. Menerbitkan
listing penjualan harian
d. Mendistribusikan
Dokumen
8. Bagian
Administrasi Keuangan
1. Bagian Piutang
a. Menerima
faktur lembar ke-2 & 3 dari bagian Invoice
b. Merekam
data transaksi penjualan dengan cara memasukan nomor order penjualan. Perekaman
meliputi data transaksi piutang
c. Mengarsip
lembaran faktur lembar ke-2 urut tanggal
d. Mengumpulkan
faktur lembar ke-3 dalam suatu periode harian
e. Menyerahkan
satu kumpulan (batch) dari faktur lembar ke-3 bersama batch control sheet
bersangkutan ke bagian buku besar.
f. Membuat
surat penagihan
2. Bagian buku besar
a. Bagian
Jurnal Penjualan
1) Menerima
copy list penjualan harian yang dilampirkan copy faktur (tembusan Jurnal) dan
Delivery Order lebar ke- 2 yang telah diverifikasi oleh penerima barang.
2) Menerima
copy Faktur Pajak.
3) Mencatat
Jurnal transaksi Penjualan
b. Bagian
Jurnal Pembelian
1) Menerima
Copy Po dari bagian pembelian
2) Menerima
bukti penerimaan barang dari bagian penerimaan
3) Mencatat
Jurnal transaksi yang menyebabkan timbulnya utang
9. Bagian
Pengolahan IT / Data Elektronik
Bagian IT tidak melakukan fungsi
pemasukan data karena semua input telah dimasukan melalui terminal
masing-masing bagian. Yang dilakukan oleh bagian ini adalah mengendalikan arus
informasi dan mengevaluasi laporan-laporan yang dihasilkan oleh sistem
informasi yang selanjutnya diserahkan ke bagian yang berwenang untuk dapat
menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan.
Bagian IT memberikan support terhadap
berjalannya arus informasi dengan baik, pengendalian proses, pemilihan
teknologi dll.
Jumlah personal untuk mengisi
bagian-bagian tersebut diatas sangat tergantung pada kebutuhan dimana ada
bagian yang dapat digabung sehingga beberapa bagian ditanggani oleh seorang
personil dan sebaliknya ada bagian yang harus dimekarkan sehingga satu bagian
diisi oleh beberapa personal. Arus dokumen disesuaikan dengan bagian yang ada.
IV.
DOKUMEN
Dokumen – dokumen yang digunakan di
Apotek Pharingga
1. Kwitansi
2. Faktur
Penjualan
3. Nota
Pembelian dari Toko
4. Surat
Pemesanan Obat
5. Faktur
Pembelian dari PBF
6. Kartu
Stok Barang / Obat
7. Blanko
Nota Penjualan Obat
8. Blanko
Kwitansi dan Copy Resep
9. Blanko
Pemesanan Psikotropik
10. Blanko
Pemesanan Narkotik
11. Blanko
Catatan Pemjualan
12. Blanko
Catatan Pembelian
13. Blanko
Catatan Keuangan
14. Blanko
Catatan Untuk Narkotika
15. Blanko
Catatan Psikotropik
16. Absensi
Pegawai
17. Buku
Barang Datang
18. Buku
Rekap Piutang / Buku Lukaso
19. Buku
Rekam Medik
20. Buku
Pembelian Cash
21. Buku
Pembelian Konsinyasi
22. Buku
Resep
23. Buku
Pengiriman Barang
V.
FLOWCHART
VI.
SISTEM
PENGENDALIAN INTERN
Sistem Pengendalian Intern adalah suatu perencanaan yang
meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang
dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga
keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya
pengendalian intern :
1. Menjaga kekayaan
organisasi.
2. Memeriksa ketelitian
dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menilai
penerapan struktur pengendalian intern yang dilaksanakan oleh apotek yang
berhubungan dengan penjualan obat-obatan serta untuk mengetahui kelemahan dan
kekurangan dari struktur pengendalian intern yang sudah ada.
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah
metode analisis diskriptif pada pendekatan kualitatif, dengan tahapan analisis
sebagai berikut:
1. Menganalisa
struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan wewenang yang ada di
Apotek.
2. Menganalisa
bagaimana sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup (berdasarkan prosedur pembelian, penerimaan, penyimpanan,
pengeluaran, pencatatan, dan pengontrolan).
3. Menganalisis
praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Menganalisis
karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Hasil dari analisis
yang telah dilakukan menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Intern yang
diterapkan di Apotek Pharingga belum baik. Hal ini dapat dilihat dari masih
terdapat perangkapan jabatan pada bagian penerimaan dan bagian penyimpanan
barang (bagian gudang), kemudian Apotek Pharingga masih belum membentuk secara
khusus team sebagai Pengendalian Intern untuk pemeriksaan mendadak terhadap
catatan persediaan sehingga memperkecil adanya penyelewengan yang ada dalam
Apotek tersebut, banyaknya tanggung jawab yang dibebankan pada pimpinan Apotek
dan kurangnya bukti-bukti, baik yang berupa formulir-formulir/ faktur-faktur
yang digunakan sebagai arsip serta tidak adanya SPPH (Surat Permintaan
Penawaran Harga) .
BAB III
PENGEMBANGAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, agar dapat mencapai
tujuan yang diharapkan maka penulis menyarankan sebaiknya Apotek Pharingga
membuat struktur organisasi yang dapat memisahkan wewenang dan tanggung jawab
agar tidak terjadi perangkapan fungsi dalam satu departemen, Apotek Pharingga seharusnya
membentuk suatu team sebagai Pengendalian Intern yang melakukan pemeriksaan
mendadak terhadap terhadap catatan dan persediaan obat untuk meminimalisir
adanya resiko penyelewengan, menambah beberapa rangkap formulir dan membuat
SPPH yang ditujukan untuk supplier guna mendapatkan potongan harga.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Apotek Pharingga mengenai
perancangan sistem penjualan dapat diambil kesimpulan bahwa:
Sistem pengendalian intern dilihat dari organisasi dan sistem otorisasi.
Dari segi organisasi, di Apotek Pharingga tidak terdapat pemisahan fungsi dan
wewenang yang jelas sehingga, kemungkinan karyawan berlaku tidak jujur sangat
besar. Dari segi sistem otorisasi yang dilakukan, memberikan kemungkian
manipulasi maupun kesalahan dalam pemberian harga, pencatatan dan penghitungan
transaksi penjualan tunai. Sehingga informasi yang dihasilkan tidak akurat, dan
relevan.
B.
Saran
Saran yang penulis ajukan demi pengembangan Sistem Penjualan di Apotek
Pharingga masa mendatang adalah sebagai berikut:
Pengembangan Sistem Penjualan di Apotek Pharingga sangat diperlukan
dengan Mantap, Intensif serta Bertanggungjawab untuk menyesuaikan dengan
perkembangan apotek maupun perkembangan teknologi